Pupuk kompos merupakan salah satu jenis pupuk alam sebagai hasil dari pelapukan berbagai bahan seperti dedaunan, jerami, alang-alang, rumput, dedak, kotoran hewan, dan sampah kota. Pelapukan ini menghasilkan bahan organis yang terkenal amat baik untuk memperbaiki struktur tanah, yang di dalamnya juga terdapat humus yang mengandung zat makanan lengkap.
Karena sifatnya yang sangat menyuburkan tanah itu, pupuk kompos banyak digemari.
Cuma karena pupuk kompos alam yang terbentuk lewat bantuan mikroorganisme
memakan waktu cukup lama, orang-orangpun mencari cara untuk mempercepat
proses pelapukan itu.
Dengan banyaknya sampah kota yang terdiri atas berbagai bahan yang
bisa dilapukkan, pembuatan kompos inipun semakin mudah. Belakangan,
kompospun banyak dibuat dengan berbagai cara dan diperdagangkan dengan
merek yang beranekaragam pula. Bagi yang sedang membutuhkan kompos, tak
perlu lagi repot-repot membuatnya, cukup membeli mana yang dibutuhkan.
Kandungan utama dari pupuk kompos ialah bahan organik. Selain itu, pupuk kompos juga
memiliki unsur hara lain seperti nitrogen, fosfat, kalium, dan
magnesium. Hanya saja susunan unsur (zat) hara yang dikandung oleh pupuk kompos tidak tetap dan banyak dipengaruhi oleh bahan-bahan yang dikomposkan,
cara pengomposan, serta cara penyimpanan. Tetapi yang menonjol adalah kadar
organiknya yang cukup tinggi.
Susunan pupuk kompos menurut penelitian
Cairan | 41% |
Bahan kering | 59% |
Karbon (C) | 8,2% |
Nitrogen (N) | 0,09% |
Fosfor (P2O5) | 0,36% |
Kalium (K2O) | 0,81% |
C/N | 23% |
Dari angka-angka ini terlihat bahwa kadar N dan P kompos lebih rendah
dibanding dengan pupuk kandang.
Cara menggunakan pupuk kompos
Menggunakan kompos tak jauh beda dengan menggunakan pupuk kandang. Hal yang menonjol dari pemakaian pupuk kandang ini adalah dosisnya yang
cukup tinggi dibanding dengan pupuk buatan. Meskipun harga per kilogramnya lebih
murah dibanding pupuk buatan, namun mengingat jumlah pemakaiannya per
hektar mencapai berton-ton, maka jatuhnya tetap saja jauh lebih mahal.
Memberikan pupuk kompos ini tergantung dari kondisi
dan jenis tanahnya. Cara pemberian yang tidak boleh sembarangan yaitu pupuk kompos harus
dibenamkan dalam tanah. Jika tidak, kandungan N-nya akan banyak yang menguap atau
tercuci oleh air.
Mengenai aturan pakainya, kita bisa tiru kebiasaan masing-masing
daerah, kira-kira dibutuhkan 5 kg per tanaman, atau
kurang lebih 20 ton per hektar, untuk tanaman seperti jeruk, cengkeh,
dan lain-lain, untuk tanaman semusim cukup ditabur di sekitar akar
kemudian ditimbun dengan tanah.